• Tahukah Minna-san bahwa Anime juga memiliki Nenek Moyang? Ya, tentu saja punya! Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki adalah anime Jepang yang digadang sebagai Nenek Moyangnya Anime. Film yang diberi gelar “The First Anime” ini merupakan film animasi karya Oten Shimokawa pada tahun 1917. Pada saat itu Oten membutuhkan waktu 6 bulan hanya untuk mengerjakan animasi sepanjang 5 menit saja dan masih berupa “film bisu”. Astro Boy (Mighty Atom) disutradarai oleh Osamu Tezuka juga dikenal sebagai “God of Manga”. Astro Boy merupakan serial televisi Jepang pertama yang menampilkan estetika dalam kancah anime yang kemudian menjadi sangat terkenal di seluruh dunia, bahkan eropa serta asia. Konon dikatakan, banyak sekali para kreator animasi yang mengambil gaya gambar Osamu Tezuka dalam karya Astro Boy-nya tersebut, sehingga tidak menutup kemungkinan semua animasi yang ada di muka bumi, tidak seluruhnya murni dari negerinya. Melainkan percampuran bakat dari beberapa negeri, salah satunya adalah Jepang. Kata “Otaku” adalah kata yang paling melekat dengan Anime. Lazimnya orang akan menyebut seseorang Otaku jika dia sangat menyukai segala hal terkait Anime. Otaku sendiri merupakan istilah dari seseorang yang sangat menggemari Manga ataupun Anime. Beberapa dari Otaku ini bahkan menjadi anti-sosial dan lebih memilih menonton Anime di kamar daripada keluar rumah. Biasanya seorang Otaku paling cepat update berita tentang Anime dan bahkan mengoleksi DVD dari Anime serta manga. Tak jarang dari mereka juga akan membelu pernak-pernik bersangkutan dengan anime, seperti Figur Aksi, Miniatur, Nendoroid, dan sebagainya.

     

     

    Tokoh-tokoh anime biasanya mempunyai kemiripan masing-masing. Walaupun beda judul, tapi selalu saja ada yang mirip. Dari segi karakter maupun mimik muka. Hal ini kadang terjadi secara tidak sengaja karena begitu banyaknya karakter dan sesama pembuat Anime terkadang memiliki imajinasi yang sama. Namun, itu tidak membuat suatu anime terasa ‘copas’. Karena setiap anime memiliki ciri khas yang tidak dimiliki anime lain. Entah itu tokoh utama yang wah, tokoh pembantu yang lawak, ost, seiyuu atau pengisi suara, gaya dandanan, kebiasaan, jargon, dan tingkah uniknya. Senantiasa ada unsur yang membuat kita mengingat suatu anime, mengenangnya kembali. Walaupun banyak anime pernah tayang di stasiun televisi Indonesia, namun di antara mereka kebanyakan tidak sampai tamat, hanya diputar episode anime batch itu-itu saja. Entahlah, mengapa hal ini nyaris selalu terjadi. Karena mengejar rating tayangan, pihak akuisisi tidak mampu membeli full episode dari awal sampai tamat, iklan yang masuk sedikit, atau entah apa. Yang jelas, Tidak Bablas adalah fakta yang benar adanya di dunia peranimean saluran televisi Indonesia. Sedikit mengecewakan memang, tapi kita semua harus ikhlas.

     

     

    Anime kebanyakan menceritakan pertarungan, di mana siapa yang kuat dialah yang menang. Tapi tidak hanya kuat dalam segi fisik saja. Mental ingin melindungi yang lemah serta dukungan dari teman-teman tokoh utamalah yang membuat tokoh utama menjadi kuat. Selain itu, anime yang menceritakan pertarungan adalah anime yang mendapat banyak penggemar karena aksi mendebarkan. Melawan musuh yang penuh dengan intrik jahat membuat kita sebagai penontonnya ikut hanyut ke dalamnya. Namun, walau anime yang bercerita tentang pertarungan  ialah yang paling diminati, tidak menjadikan genre anime lain tidak bagus. Terkadang romance yang sedih dan slice of life nyaris sama ratingnya. Pertarungan antar tokoh protagonis dan antagonis, atau sekadar nangis bombay serta membuat baper (bawa perasaan). Melainkan ada juga yang mengocok perut para penontonnya. Ini adalah tipikal anime yang baik untuk ditonton berkeluarga, karena dapat membuat hubungan menjadi lebih erat. Juga yang membutuhkan semangat dan jenuh, sebaiknya memilih genre satu ini sebagai pilihan nonton.

     

    Age rating anime Jepang saat ini kebanyakan adalah 13+ dan 15+ bahkan 17+. Maksudnya adalah anime saat ini kebanyakan mengandung unsur ecchi (dewasa) dan violence (kekerasan). Sedangkan LSI (Lembaga Sensor Indonesia) makin ketat dalam menyensor adegan porno dan kekerasan. Hal ini membuat animasi Jepang semakin sulit untuk tayang di saluran televisi Indonesia. Dan ihwal tersebut yang mengakibatkan ‘download’ adalah tindakan yang paling banyak dilakukan oleh para Otaku. Sebaiknya menonton anime yang sesuai dengan age ratingnya ya, karena boleh jadi menonton anime yang tidak age rating dapat menganggu jiwa seseorang. Ini juga berlaku terhadap semua tontonan, tidak anime saja. Sangat lumrah pada paradigma masyarakat Indonesia, terutama kaum orang tua berumur lanjut, kalau anime hanyalah tontonan bagi para bocah atau anak-anak kecil. Padahal penggemar anime kebanyakan adalah remaja dan dewasa. Adalah hal yang mungkin, jikalau pimpinan sebuah stasiun televisi masih menganggap bahwa anime hanyalah untuk anak-anak, mereka akan berpikir bahwa anime tidak akan laku di Indonesia karena sekarang kebanyakan anak-anak malah lebih suka menonton sinetron daripada anime. Jika kalian ingin mengetahui semua info lengkap tentang update berita anime dan artis korea silahkan kunjungi link domigado yang sudah saya bagi ini.


    votre commentaire



    Suivre le flux RSS des articles
    Suivre le flux RSS des commentaires